DEFINISI
PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yang
dibuat dalam rangka mengadakan penelitian yang dirancang dan disesuaikan dengan
kebutuhan proses penelitian dimana tujuan dari proposal penelitian adalah untuk
memberikan gambaran secara ringkas terhadap rencana kegiatan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti. Dalam menyusun proposal penelitian, hendaknya
mengikuti prosedur penulisan proposal penelitian yang ditentukan oleh
masing-masing institusi.
1.
JUDUL
Judul merupakan cermin dari keseluruhan
penelitian. Judul penelitian harus jelas, menarik, sehingga pembaca langsung
dapat menduga apa materi dan masalah yang akan dikaji dalam penelitian
tersebut. Syarat – syarat judul yang baik diantaranya adalah :
· Menarik minat peneliti, artinya judul dibuat semenarik
mungkin dan diminati oleh peneliti sehingga akan memberikan motivasi tersendiri
bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
· Mampu dilaksanakan oleh peneliti, karena judul yang mudah
dilaksanakan oleh peneliti akan memperlancar proses penelitian, sehingga
hambatan yang ada selama penelitian dapat diatasi dengan mudah.
· Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti, judul
seharusnya mengacu pada aspek yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan
hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
· Tersedia cukup data, sehingga dalam proses penelitian akan
memudahkan dalam pengolahan data.
· Hindari duplikasi dengan judul lain, karena plagiatisme
sangat dilarang dalam karya ilmiah artinya judul tidak boleh sama dengan judul
lain. Namun untuk pengembangan penelitian, sebaiknya menggunakan judul yang
lebih spesifik.
· Berisi variabel yang jelas yang akan diteliti.
· Berupa kalimat pernyataan, judul sebaiknya menggunakan
kalimat pernyataan karena akan lebih mudah dipahami oleh pembaca.
· Harus jelas, singkat, dan tepat, judul sebaiknya mengandung
kejelasan isi, singkat dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti. Sehingga
akan lebih memudahkan dalam memahami secara keseluruhan tentang apa yang akan
diteliti.
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Latar
belakang masalah dalam suatu proposal penelitian merupakan pengantar informasi
tentang materi keseluruhan dari penelitian yang ditulis secara sistematis dan
terarah dalam kerangka logika yang memberikan justifikasi terhadap dasar
pemikiran, pendekatan, metode analisis dan interpretasi untuk sampai pada
tujuan dan kegunaan penelitian.
Dalam pembuatan proposal penelitian kebidanan,
latar belakang masalah harus dapat mengemukakan dengan jelas argumentasi
tentang pentingnya melakukan penelitian tersebut. Selain itu juga harus dapat
menjelaskan tentang : Proses Identifikasi Masalah ; Kejelasan Masalah Yang Akan
Diteliti ; Derajat Pentingnya Masalah ; Bagaimana Keberadaan Masalah Hingga
Saat Ini ; Apakah Masalah Tersebut Sudah Terpecahkan Atau Belum ; dan Bagaimana
Solusinya.
Pada
umumnya, terdapat 4 unsur pokok yang tersirat dalam perumusan latar belakang
dalam rangka pengembangan gagasan / masalah, yaitu :
· Unsur Pentingnya Masalah.
Secara umum pentingnya sebuah masalah ini ditulis
pada awal gagasan atau pemikiran pertama yang dapat mengemukakan arti
pentingnya sebuah masalah dan seberapa besar masalah itu penting untuk
diteliti.
· Unsur Skala Masalah
Unsur ini ditulis setelah mengemukakan gagasan
adanya masalah dan itu penting untuk diteliti. Selanjutnya diberikan penegasan
atau penguraian tentang derajat pentingnya masalah itu untuk diteliti atau bila
tidak diteliti bagaimana dampaknya.
· Unsur Kronologis Masalah.
Merupakan unsure yang menjelaskan proses
terjadinya masalah atau relevansi penelitian yang terdahulu/telah ada yang
harus ditunjang dengan data empiris dari permasalahan penelitian yang akan
diteliti.
· Unsur Solusi Masalah.
Unsur ni digunakan sebagai alternatif dalam
memberikan solusi atas masalah yang timbul serta alternatif lain yang akan
dilakukan dalam penelitian.
3. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
Dalam
menuliskan proposal penelitian, rumusan masalah hendaknya memiliki konsekuensi
terhadap relevansi maksud dan tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian,
kerangka konsep penelitian dan metode penelitian. Selain itu harus jelas
permasalahan yang ingin diteliti, kemudian diuraikan pendekatan dan konsep yang
digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis atau dugaan yang akan
dibuktikan. Penulisan rumusan masalah dapat berupa pernyataan masalah atau juga
dapat berupa pertanyaan masalah. Pernyataan masalah pada umumnya merupakan
hasil identifikasi masalah yang ada, berupa asumsi dasar, dan nilai yang ada
dalam penelitian.
Kemudian
untuk membuat masalah penelitian menjadi spesifik dan fokus diperlukan batasan
masalah yang berguna untuk mempersempit ruang lingkup penelitian sehingga
hasilnya akan fokus pada masalah yang akan dikaji.
4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan
penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan. Tujuan
penelitian mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan.
Dalam pembuatan proposal penelitian, tujuan dapat dilakukan secara singkat
seperti untuk menjajaki, menguraikan, menerapkan, mengidentifikasi, menganalisis,
membuktikan atau membuat prototype.
Penulisan tujuan dapat dilakukan dalam 2 jenis,
yaitu Penulisan Tujuan Umum dan Penulisan Tujuan
Khusus.
Penulisan Tujuan Umum dilakukan untuk mempelajari atau menjelaskan tujuan
yang hendak dicapai secara umum.
Penulisan Tujuan Khusus dilakukan sebagai langkah – langkah untuk mencapai
tujuan umum.
Contoh :
Tujuan umum
Mempelajari factor – factor yang mempengaruhi
tingginya angka kematian ibu post partum di daerah X.
Tujuan khusus
· Mengidentifikasi angka kematian ibu post partum di daerah X
· Mengidentifikasi status ekonomi di daerah X
· Mengidentifikasi pengaruh status ekonomi terhadap tingginya
angka kematian ibu post partum di daerah X.
MANFAAT PENELITIAN
Uraikan
manfaat hasil penelitian secara singkat dan jelas baik untuk pembaca, untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni pemecahan masalah serta
pengembangan institusi
5. HIPOTESIS
Secara
umum hipotesa atau hipotesis merupakan dugaan/anggapan yang diungkap
berdasarkan teori-teori yang dipelajari untuk menyelesaikan suatu masalah.
Dugaan/anggapan awal sering disebut hipotesis nol atau hipotesis awal.
Sedangkan dugaan/anggapan yang diperlukan untuk menyanggah dugaan awal disebut
hipotesis alternatif. Kebenaran dari suatu hipotesis masih perlu diuji melalui
beberapa pengujian. Apakah faktor-faktor yang disebutkan dalam penelitian mampu
untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis.
Trealese
(1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari
suatu fakta yang dapat diamati. Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa
hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun
kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk
langkah-langkah selanjutnya. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling
berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti
akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat terbukti.
Dalam
menyusun suatu hipotesis seorang peneliti akan menentukan arah dan tujuan dari
penelitian yang dilakukan, namun perlu dibahas juga mengenai kegunaan hipotesis
itu sendiri. Berikut adalah beberapa kegunaan hipotesis yang berhasil penulis rangkum
dari beberapa sumber :
a) Hipotesis
memberikan suatu pernyataan hubungan antarvariabel yang diteliti dimana
langsung dapat diuji dalam penelitian
b) Hipotesis
memberikan arah dan tujuan dalam penelitian
c) Hipotesis
dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari
teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
d) Untuk
mengetahui apakah memang secara signifikan terdapat perbedaan atau pengaruh
antara variabel-variabel yang diteliti
e) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang
gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.Untuk
dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan,
peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang
berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara
fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan
gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah
menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah
terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena
hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui
penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas
pengetahuan.
f) Hipotesis merupakan tujuan khusus yang dapat menguji suatu teori. Dengan
demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk
menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan
kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan
diamati adalah fakta yang ada hubungannnya dengan pertanyaan tertentu.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian. Akan
sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan
menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut. Untuk dapat
membuat hipotesis yang baik dan benar, perlu diketahui ciri-ciri pokok, yakni:
· Hipotesis diturunkan dari
suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah. Oleh sebab itu hipotesis
merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan.
· Hipotesis harus dinyatakan
secara jelas, dalam istilah yang benar, dan secara operasional.
· Hipotesis menyatakan variasi
nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai
fenomena yang diteliti.
· Hipotesis harus terbebas
dari preferensi subjektivitas.
· Hipotesis harus dapat diuji,
harus terdapat instrumen yang akan menggambarkan ukuruan yang valid dari
variabel yang diliputi.
· Hipotesis harus spesifik
menunjuk kenyataan yang sebenarnya.
· Hipotesis harus menyatakan
perbedaan atau hubunga antar-variabel.
Tahap-tahap
pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
Dasar
penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya
timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak
dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori ataudalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran
pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses
penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2.
Hipotesis
pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan
atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini
digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat
digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena
tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap
bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah
hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian
sebenarnya dilaksanakan.
Dalam
penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya
dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang
perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4.
Formulasi
hipotesa.
Pembentukan
hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata
apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di
antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan
sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon
ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti
jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5.
Pengujian
hipotesa
Artinya,
mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamatidalam istilah ilmiah hal ini
disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa
terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi.Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta
dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak
berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering
mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
Apabila
hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan(dalam istilah ilmiah
disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan
fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
CIRI-CIRI
HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah
hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal – hal tersebut diantaranya :
1)
Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2)
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
3) Hipotesis harus dapat diuji
4)
Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5)
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut
ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
-
Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis
harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus
dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala
tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang
satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
-
Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis
harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat
dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
-
Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis
tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus
berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
-
Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu
hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.
6.
Ruang Lingkup
Penelitian
Bagian ini memaparkan keluasan cakupan
penelitian. Keluasan cakupan penelitian dapat dibatasi dengan pembatasan lokasi
(kancah) penelitian, membatasi banyaknya variabel yang akan dikaji, dan
membatasi subjek penelitian misalnya terbatas dalam satu kelas atau beberapa
kelas di sekolah tertentu atau di beberapa sekolah secara independen.
Contohnya: Peneliti dapat membatasi ruang lingkup
penelitiannya dengan mengatakan:
·
Penelitian
ini dibatasi lokasinya hanya pada kelas XI SMK Nagari Malang.
·
Penelitian
ini dibatasi lingkupnya pada dampak tindakan pada perubahan aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa.
·
Penelitian
ini dibatasi pada peliputan subjek penelitian yaitu hanya
siswa-siswa yang memiliki kesulitan dalam mengoperasikan cash register.
7.
METODOLOGI PENELITIAN
A. PENGERTIAN VARIABEL
1. Suharsimi Arikunto (1998:99)
variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.
2. Ibnu Hajar (1999:156) yang
mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
3. Sutrisno Hadi (1982:437)
variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang
dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
4. M. Nazir (1999:149) variabel
adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. 5. Variabel adalah gejala atau
obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki
dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).
b. Populasi dan Sample
Berisi cara pengambilan sample, besar sample,
cara pengumpulan sample, teknik penarikan sample.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian
atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek maupun obyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi semua
benda yang memiliki sifat atau cirri yang bisa diteliti.
c. Instrument
Penelitian
Instrument ( alat ukur ) penelitian dapat
berupa kuesioner, cek list yang digunakan sebagai pedoman observasi dan
wawancara atau angket
D.
METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan berbagai cara sbb :
Teknik
observasi
Teknik
observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang
diamati disebut observe.
Kriteria
pengamatan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian adalah sbb :
a. Pengamatan termasuk kegiatan
penelitian untuk mengumpulkan data yang direncanakan.
b. Pengamatan dilakukan untuk
memenuhi target yang telah ditetapkan.
c. Pengamatan dilakukan dengan
pencatatan yang cermat.
d. Pengamatan mengumpulkan data
yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Macam-macam
teknik observasi meliputi hal-hal berikut :
a. Teknik observasi partisipasi
Bila
observer terlibat di dalamnya bersama dengan observe untuk beberapa waktu.
b. Teknik observasi nonpartisipasi
Bila
observer tidak terlibat di dalamnya.
c. Teknik pengamatan berstruktur.
Bila
observer sudah mengetahui aspek/gejala yang akan diamati.
d. Teknik pengamatan tidak
berstruktur.
Bila
observer belum mengetahui aspek/gejala yang akan diamati,tetapi hanya mencatat
gejala yang terjadi pada objek yang diamati.
Kebaikan
teknik observasi adalah :
a. Murah
dan mudah dilaksanakan.
b. Dapat
dilakukan secara serempak dengan observer lebih dari satu.
c. Observer
yang sibuk biasanya tidak keberatan untuk diamati.
Kelemahan
teknik observasi adalah :
a. Banyak
peristiwa psikis yang tidak dapat diamati, misalnya cinta, simpatik,
harapan,dll.
b. Observee
dapat sengaja memberikan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.
c. Observasi
banyak dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak dapat diamati.
2. Teknik wawancara / interview
Teknik
wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada
responden. Orang yang mewawancarai disebut interviewer dan orang
yang diwawancarai disebut interviewe.
Pedoman
wawancara meliputi hal-hal berikut :
a.
Berstruktur :
pedoman wawancara disusun secara terinci.
b.
Tidak berstruktur : pedoman wawancara hanya memuat garis besar.Langkah-langkah
pelaksanaan wawancara meliputi hal-hal sbb :
a.
Membuat pedoman wawancara.
b.
Menetapkan sampel bila memakai sampel
c.
Latihan wawancara.
d.
Mulai wawancara yang sebenarnya.
Kebaikan
teknik wawancara adalah sbb :
a. Dapat
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
b.
Hasil kesimpulan lebih teliti.
c. Bila
daftar pertanyaan uniform (seragam) dapat dilakukan oleh
petugas.
Kelemahan
teknik wawancara adalah sbb:
a.
Mudah terpengaruh oleh situasi sekitar.
b.
Kurang efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
c.
Pelaksanaannya kaku.
3. Teknik angket ( kuesioner )
Teknik
angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh responden.
Jenis –
jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
a.
Angket langsung : informasi tentang dirinya sendiri.
b. Angket
tidak langsung : informasi tentang orang lain.
Langkah
penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
a.
Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
b.
Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
c.
Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
d.
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
Kebaikan teknik angket adalah sebagai berikut :
a.
Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
b.
Hasil dapat segera diumumkan.
c.
Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.
Kelemahan teknik angket adalah sebagai berikut :
a.
Banyak unsur pribadi yang tidak terungkap.
b.
Sulit menyusun item yang tepat.
c.
Jawaban bisa subjektif.
4. Teknik kepustakaan / studi
pustaka
Teknik
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan melalui telaah/ studi dari
berbagai laporan penelitian dan buku literature yang relevan.
Faktor
– faktor yang harus diperhatikan meliputi hal – hal berikut :
a. Diperlukan sebanyak mungkin
pustaka yang relevan.
b. Harus tetap berpegang pada
kerangka penelitian.
c. Diperhatikan keserasian tujuan
penelitian dengan pustaka yang digunakan.
d. Diperlukan sumber pustaka dan
penulis pustaka tersebut.
Keuntungannya yaitu tidak menghabiskan
banyak biaya dan waktu.
Kelemahannya yaitu kurangnya tingkat
kedalaman masalah yang dianalisis dan kurangnya ketergantungan hasil penelitian
terhadap pustaka yang digunakan.
5. Teknik analisis isi media massa
Teknik
analisis isi media massa adalah teknik pengumpulan data dengan cara
menganalisis isi media massa. Media massa dijadikan sumber untuk pengumpulan
data, misalnya radio, televisi, Koran, majalah, dan buletin.
Berita
yang dapat dijadikan data adalah sbb :
a.
Berita yang objektif / apa adanya.
b.
Tidak memihak sehingga tidak menyesatkan pengumpulan data.
c.
Mengandung wawasan ilmiah.
d.
Beritanya actual.
Cara
mengumpulkan data adalah sbb :
a. Apabila data bersumber dari
radio atau televise biasanya direkam dengan kaset, ditulis isi beritanya
ditulis kapan berita itu disiarkan, dan ditulis nama sumber berita itu.
b. Apabila data bersumber dari
surat kabar, majalah, dan bulletin dibuat kliping yang lengkap, ditulis nama
sumber berita, dan tanggal pemberitaan serta dibuat pengelompokkan kliping
sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan.
Kelebihannya
adalah sebagai berikut :
a. Ruang lingkup luas.
b. Dapat diperoleh data sebanyak –
banyaknya sesuai dengan keinginan.
c. Tidak hanya memuat data tentang
fakta, tetap[I juga opini dan interpretasi.
Kelemahannya
adalah sebagai berikut :
Pengungkapan
fakta yang kurang teliti karena singkatnya waktu dan keterbatasan
menyelami peristiwa.
6. Teknik test
Untuk
pengumpulan data dapat juga dengan cara test. Test adalah serentetan pertanyaan
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Ada dua
macam test, yaitu :
a. Test buatan perorangan ( missal
buatan guru ) yang belum melalui uji coba berkali – kali sehingga belum teruji
kebaikannya.
b. Test standard yaitu tes yang
dibuat oleh para ahli yang telah diujicobakan dan cukup baik,misalnya test IQ.
Pedoman
pelaksanaan test meliputi hal – hal sbb :
a. Harus ada panduan yang jelas
tentang cara mengisi test.
b. Tersedianya waktu yang memadai.
c. Pada waktu pelaksanaan test
situasi lingkungan harus mendukung, tenang, aman, dan terang.
d. Test diberikan lebih dari satu
orang sebagai bahan pembanding.
e. Mempunyai ijin dari lembaga /
instansi tempat pelaksanaan test
E. ANALISIS DATA
Dalam bagian ini memuat data (dalam bentuk
ringkas), analisis data, dan interpretasi. Sedangkan interpretasi menjelaskan
apakah data yang ada menjawab pertanyaan penelitian serta endukung atau tidak
mendukung hipotesis yang diajukan
8.
KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
Kajian
pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu
penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil
penelitian. Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritistentang mengapa penelitian
tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan.
Oleh
karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau
rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada
kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan
utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti
yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami
mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian
pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat
dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.
Secara
lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Menentukan dan membatasi permasalahan
penelitian.
- Meletakkan penelitian pada perspektif
sejarah dan asosiasoinal.
- Menghindari replikasi yang tidak
disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap
penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena
hanya merupakan pemborosan.
- Menghubungkan penemuan dengan
pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih lanjut.
Karena
tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan
kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang
pengatahuan yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi
konsepnya. Kajian pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi,
menganalisis dan membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta
melaporkan amatan dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang
direncanakan.
Dalam
kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu
berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun
bisa dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori
tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu
kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian
dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu
harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Kegunaannya
adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian
tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat
relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.
9.
DAFTAR
PUSTAKA
ketentuan
penulisan Daftar Pusataka adalah sebagai berikut:
·
Jika mengambil data (sumber) dari "Buku" maka format
penulisannya adalah:
(Nama pengarang ditulis nama belakangnya terlebih dahulu),
nama belakang [koma] nama depan [titik] tahun penerbitan [titik] judul (ditulis miring atau bergaris bawah) [titik] kota penerbitan [titik dua] penerbit.
Contoh,
Idris, Muchtar. (2003). Penyebaran Islam di Indonesia. Yogyakarta: Media Ilmu.
(Nama pengarang ditulis nama belakangnya terlebih dahulu),
nama belakang [koma] nama depan [titik] tahun penerbitan [titik] judul (ditulis miring atau bergaris bawah) [titik] kota penerbitan [titik dua] penerbit.
Contoh,
Idris, Muchtar. (2003). Penyebaran Islam di Indonesia. Yogyakarta: Media Ilmu.
·
jika mengambil buku dari internet:
Caranya sama dengan diatas, hanya setelah judul ditulis "from", kemudian ditulis alamat webnya dan setelah itu ditulis tanggal pendownload-tan.
format penulisan dapat dilihat dibawah ini
Contoh,
Mansur, Ahmad (1996). Menemukan Sejarah (Wacana Pergerakan Islam).
from
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia-t884/
20 Oktober 2011
Caranya sama dengan diatas, hanya setelah judul ditulis "from", kemudian ditulis alamat webnya dan setelah itu ditulis tanggal pendownload-tan.
format penulisan dapat dilihat dibawah ini
Contoh,
Mansur, Ahmad (1996). Menemukan Sejarah (Wacana Pergerakan Islam).
from
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia-t884/
20 Oktober 2011
· jika mengambil
referensi (data/sumber) langsung dari Internet cukup menulisan alamat webnya saja.
Contoh,
http://www.sejarawan.wordpress.com/2008/01/21/proses-masuknya-islam-di-indonesia-nusantara/
Contoh,
http://www.sejarawan.wordpress.com/2008/01/21/proses-masuknya-islam-di-indonesia-nusantara/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar